Saturday, February 22, 2014

Solusi Alternatif dengan Nge-Blog

Tuhan, tadinya saya ingin membaca dan mempelajari slide-slide berisi materi kuliah yang akan diujiankan beberapa hari lagi, tapi sayangnya batin saya lebih tertarik untuk mencari cara bagaimana menghilangkan perasaan sakit yang tak seharusnya tersimpan lama dalam hati, sebab jika itu terjadi maka akan menimbulkan penyakit hati kronik (dalam konteks yang lain). Bagaimana pun juga belajar dengan kondisi demikian itu sulit.

Biasanya setelah menuliskan di sini, maka secara otomatis akan berpindah sakitnya dari hati ke tulisan. Blog akan selalu menjadi media favorit saya untuk berbagi cerita, karena di dunia nyata maupun di media sosial seperti Twitter, Facebook, BBM dan sejenisnya. Saya tak punya cukup nyali untuk mencurahkan perasaan ke orang lain. Tapi bukan berarti saya dengan gamblangnya akan membocorkan detail-detail masalah yang saya alami di sini, tidak. Adapun maksud saya bercerita juga bukan untuk mengharapkan jalan keluar atas masalah-masalah tersebut, namun lebih kepada untuk mendapatkan kepuasan berseni. Dengan begitu akan membuahkan ketenangan tersendiri dengan harapan bisa menghilangkan stress walaupun hanya sementara waktu. Just it.

Berbicara tentang solusi, selain dicari, solusi juga bisa muncul dengan sendirinya tanpa dicari. Saya orangnya tidak suka ribet, jadi biasanya hanya mendiami masalah sampai teratasi dengan sendirinya, atau pilihan lainnya, menunggu sampai masalah itu terlupakan seiring berjalannya waktu, lewat sehari, seminggu, atau sebulan paling lama.
Semudah itu? Tentu saja tidak. Tekanan pasti kan selalu menyertai, akan tercipta rasa ketidaktenangan dalam diri dan menjelma sebagai parasit dalam pikiran. Untuk orang yang “lemah”, mungkin akan mengalami stress, depresi, dan frustasi sampai hilang akal lalu bunuh diri.

Sebaiknya, jika kamu menganggap dirimu bukan orang “bodoh” yang “lemah” dalam menghadapi suatu persoalan, jangan tunggu diam, cari solusi dan selesaikan, kecuali kalau kamu punya cara alternatif untuk mengatasi dampak buruk yang mungkin akan terjadi. Tidak lupa untuk selalu meminta pertolongan Tuhan.

Hidup itu pilihan bukan? Semua orang berhak atas pilihan-pilihan yang dihadapkan padanya ketika berada dalam suatu masalah. Jika ditanya bagaimana? maka masing-masing akan berkomentar tentang cara penyelesaian yang menurutnya tepat. Dan jika pertanyaannya adalah kenapa demikian? maka hanya ada satu jawaban yang tepat: "karena hanya dengan cara itu kami bisa memperoleh hidup yang tenang tanpa tekanan dan ketegangan."
Pendahuluan yang panjang di atas membuat saya lupa untuk menuliskan isinya.

Isinya…

Tentu uraian panjang MASALAH SAYA, saya mau mengumbar semuanya satu demi satu – tadinya… Tapi setelah saya pikir-pikir lagi, mungkin ada baiknya saya tidak cerita dulu. Saya akan menunggu beberapa hari lagi sampai semuanya kembali normal dengan mempertimbangkan kata-kata bijak yang baru saja saya utarakan, yang sama sekali tak pernah ada di pikiran saya sebelumnya.

Friday, January 17, 2014

Galau Semester Pendek (SP)

Program semester pendek merupakan penyelenggaraan pendidikan yang sesuai dengan sistem kredit. Beban studi mahasiswa, beban kerja tenaga pengajar dan beban lembaga penyelenggara program dinyatakan dalam satuan kredit. Semester pendek diselenggarakan setiap tahun dan dilaksanakan di antara semester genap dan ganjil. Jumlah serta jenis mata kuliah yang ditawarkan dalam semester pendek ditetapkan oleh Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) di bawah Pembantu Direktur I dengan batasan jumlah kredit maksimal yang dapat ditempuh oleh setiap mahasiswa selama mengikuti kuliah semester pendek tanpa memperhatikan indeks prestasi atau IPK semester sebelumnya. Tujuan diadakannya semester pendek adalah memberi kesempatan kepada mahasiswa yang akan memanfaatkan masa liburan dan memberi peluang/ kesempatan yang lebih luas bagi mahasiswa untuk memperbaiki kinerja studinya ataupun bagi mahasiswa yang cakap dan giat belajar untuk dapat mempercepat masa studinya.

Wednesday, January 15, 2014

Pendekatan Klinis dan Diagnosis Anemia


PENDAHULUAN

Anemia didefinisikan sebagai berkurangnya 1 atau lebih parameter sel darah merah: konsentrasi hemoglobin, hematokrit atau jumlah sel darah merah. Menurut kriteria WHO anemia adalah kadar hemoglobin di bawah 13 g% pada pria dan di bawah 12 g% pada wanita. Berdasarkan kriteria WHO yang direvisi/ kriteria National Cancer Institute, anemia adalah kadar hemoglobin di bawah 14 g% pada pria dan di bawah 12 g% pada wanita. Kriteria ini digunakan untuk evaluasi anemia pada penderita dengan keganasan. Anemia merupakan tanda adanya penyakit. Anemia selalu merupakan keadaan tidak normal dan harus dicari penyebabnya. Anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium sederhana berguna dalam evaluasi penderita anemia.

Tuesday, January 14, 2014

Kisah Solihin


Suatu ketika seorang pemuda bernama Solihin pernah bermimpi bertemu dengan seorang kakek tua dengan jenggot putihnya yang tebal dan memakai pakaian kerajaan terdahulu, dalam mimpinya tersebut ia diberi petunjuk oleh si kakek agar segera pergi merantau, maka ia akan bertemu dengan seorang wanita yang cantik jelita di tengah perantauannya tersebut, dan wanita itulah yang akan menjadi pasangan hidup (istri) nya kelak, tidak hanya itu ia pun bisa memperoleh kebahagiaan yang tak berpenghujung. Kakek itu menyuruh Solihin merantau ke lembah bayangan.

Sunday, January 12, 2014

Langit dan Bumi


Sering kita mendengar seseorang mengadili orang lain seakan-akan mengutuknya dengan istilah "Kalian sangat jauh berbeda, bagaikan langit dan bumi yang takkan pernah bisa menyatu", sehingga mereka yang dikutuk spontan down. (Hahaa.. semudah itukah?)

Kebanyakan orang umumnya selalu mengumpamakan "LANGIT DAN BUMI" ini sebagai dua unsur yang sangat jauh berbeda dan seolah tak mampu untuk disatukan lagi karena perbedaan itu.

Mari kita renungkan sejenak fakta tentang keadaan langit dan bumi beserta isi-isinya!
Bagaimana keadaan langit tanpa bumi? dan
Bagaimana keadaan bumi tanpa langit?
Akankah tercipta kehidupan di jagat raya ini jika salah satu dari keduanya tidak ada?

Dunia akan kacau, jika hal seperti demikian terjadi, jelas bahwa langit dan bumi dihadirkan oleh sang Pencipta untuk saling melengkapi dan memberi kehidupan bagi kita semua yang ada di dalamnya. Kalau menurut logika manusia, memang pemikirannya cenderung mengarah ke suatu perbedaan secara fisik maupun fungsinya. Namun perbedaan semacam itu tidak sepatutnya kita jadikan sebagai suatu jurang pemisah, melainkan suatu keadaan yang mendorong kita untuk saling mengisi kekurangan satu sama lain dengan sebuah kebersamaan.

Ingatlah bahwa "BUMI ADA KARENA LANGIT, BEGITUPUN LANGIT ADA KARENA BUMI"

Jadi, maknailah segala sesuatu dengan hal yang positif! (POSITIF THINKING)

Friday, November 22, 2013

Tentang Kemalasan


Di dunia ini tidak ada orang ber-OTAK yang bodoh (kecuali orang-orang yang benar-benar sudah kehilangan fungsi otaknya), yang ada hanya sekumpulan orang-orang yang tidak mau menjadi cerdas oleh karena faktor kemalasan yang mendominasi, alasan lainnya bisa karena orang-orang ini tidak mengetahui cara yang tepat untuk menjadi orang yang cerdas (sebenarnya alasannya sama saja karena MALAS, tidak ada kemauannya atau usahanya untuk mencari tahu)

Referensi: “PENGALAMAN PRIBADI”

Mungkin meragukan anda, karena memang ini hanyalah persepsi saya berdasarkan apa yang telah saya alami, yang saya pikirkan, dan yang saya rasakan. Saya sangat yakin setiap orang memiliki pendapat yang bervariasi tentang faktor kemalasan seperti yang saya maksudkan dalam pernyataan di atas, oleh karena keadaan setiap individu yang bervariasi pula. Dengan ini saya tegaskan bahwa KEMALASAN ADALAH SATU DARI RATUSAN FAKTOR PENYEBAB KEBODOHAN, maka dari itu SIFAT MALAS WAJIB UNTUK KITA HINDARI.

Ada teman saya, pada saat menjelang ujian kerjaannya kalau bukan tidur terus, nonton Korean Movie terus (yang lagi trend sekarang). Tapi pada saat pengumuman hasil, justru nilainya yang paling bagus. Ada juga yang pada saat menjelang ujian kerjaannya belajar terus, begadang semalaman sampai lupa tidur atau bisa juga tidak lupa tidur tapi bukunya terbawa-bawa sampai ke mimpi (hahaha). Tapi pada saat pengumuman hasil, nilainya standar saja. Antara harapan dan kenyataan yang bertolak belakang. Itulah usaha dengan pencapaian (hasil akhir) yang sulit ditebak.

Kalau saya beda! Pencapaian saya paling bisa ditebak, kalau pada saat menjelang ujian kerjaan saya cuma bermalas-malasan seperti yang dilakukan teman saya, nilainya ya jelek. Tapi kalau tiba-tiba muncul semangat belajar (sayangnya jarang), Alhamdulillah bisa dapat nilai bagus. Mustahil saya bisa dapat nilai bagus kalau cuma bermodal malas. Kecuali kalau keajaiban itu ada, yang datangnya dari tetangga bangku saat ujian (:p). Jelas bukan perbedaan yang sangat menonjol antara saya dan teman saya? Saya dengan masalah bagus tidaknya nilai saya yang sangat bergantung pada malas atau tidaknya saya untuk belajar. Dan teman saya yang nilainya tidak terlalu bergantung pada derajat kemalasannya akan tetapi bisa jadi disebabkan oleh faktor permasalahan yang lain.

Nah, itulah sedikit pengakuan saya tentang KEBODOHAN saya yang selama ini menjadi boomerang bagi batin saya karena setiap saat harus bercermin pada hidup yang penuh dengan rasa penyesalan karena KEMALASAN yang selalu mendahului niat mulia saya pada saat akan memulai sesuatu.

Saya tidak malu mengakui kebodohan dan kemalasan karena saya adalah manusia yang tidak luput dari kesalahan, dan kedua hal itu adalah kesalahan terbesar yang pernah saya miliki dalam hidup saya. Meskipun kata “bodoh” dan “malas” selalu mengikut sebagai embel-embel dari kata “saya” namun bukan itu yang penting. Yang terpenting adalah kebanggaan saya terhadap diri saya pribadi karena selalu ada niat dan kemauan saya untuk memisahkan kedua kata itu (“bodoh” dan “malas”) dari kata “saya”, kemudian menggantinya dengan kata “cerdas” dan “sukses”.

Harapan saya, terkhusus bagi teman-teman yang berpendapat sama dengan saya bahwa kemalasan adalah sebuah tembok penghalang untuk menuju pada kecerdasan (sebetulnya bukan hanya kecerdasan, tapi kemalasan juga bisa menjadi benteng penghalang keberhasilan dan kesuksesan yang selama ini kita angan-angankan). Semoga kalian bisa melawan rasa malas itu. Lawanlah dengan memikirkan serta mempertegas lagi tujuan dan harapan kalian. Bertanyalah pada diri kalian “kenapa kalian harus menjadi orang yang cerdas, orang yang berhasil dan sukses?” dan “untuk siapa kalian harus berada di posisi itu?” Kalau jawaban saya, sudah pasti ORANG TUA (Motivasi terbesar saya hingga detik ini).

Tidak lupa juga bagi anda yang tidak sependapat dengan saya atau yang merasa bahwa kemalasan itu bukan bagian dari diri anda lagi sehingga mencurigai bahwa ada faktor lain sebagai penyebabnya, mungkin bisalah anda memasukkan satu faktor ini ke dalam daftar kecurigaan anda. Dan ingatlah bahwa kemalasan itu sifatnya relatif, hilang timbul, dan biasanya muncul tanpa suatu sebab yang jelas. Jadi tetaplah waspada teman!