Di dunia ini tidak ada orang ber-OTAK yang bodoh (kecuali
orang-orang yang benar-benar sudah kehilangan fungsi otaknya), yang ada hanya
sekumpulan orang-orang yang tidak mau menjadi cerdas oleh karena faktor
kemalasan yang mendominasi, alasan lainnya bisa karena orang-orang ini tidak
mengetahui cara yang tepat untuk menjadi orang yang cerdas (sebenarnya
alasannya sama saja karena MALAS, tidak ada kemauannya atau usahanya untuk
mencari tahu)
Referensi: “PENGALAMAN PRIBADI”
Mungkin meragukan anda, karena memang ini hanyalah persepsi saya
berdasarkan apa yang telah saya alami, yang saya pikirkan, dan yang saya
rasakan. Saya sangat yakin setiap orang memiliki pendapat yang bervariasi
tentang faktor kemalasan seperti yang saya maksudkan dalam pernyataan di atas,
oleh karena keadaan setiap individu yang bervariasi pula. Dengan ini saya
tegaskan bahwa KEMALASAN ADALAH SATU DARI RATUSAN FAKTOR PENYEBAB KEBODOHAN,
maka dari itu SIFAT MALAS WAJIB UNTUK KITA HINDARI.
Ada teman saya, pada saat menjelang ujian kerjaannya kalau bukan
tidur terus, nonton Korean Movie terus (yang lagi trend
sekarang). Tapi pada saat pengumuman hasil, justru nilainya yang paling bagus.
Ada juga yang pada saat menjelang ujian kerjaannya belajar terus, begadang
semalaman sampai lupa tidur atau bisa juga tidak lupa tidur tapi bukunya
terbawa-bawa sampai ke mimpi (hahaha). Tapi pada saat pengumuman hasil,
nilainya standar saja. Antara harapan
dan kenyataan yang bertolak belakang. Itulah usaha dengan pencapaian (hasil akhir) yang sulit ditebak.
Kalau saya beda! Pencapaian saya paling bisa ditebak, kalau pada
saat menjelang ujian kerjaan saya cuma bermalas-malasan seperti yang dilakukan
teman saya, nilainya ya jelek. Tapi kalau tiba-tiba muncul semangat belajar
(sayangnya jarang), Alhamdulillah bisa dapat nilai bagus. Mustahil saya bisa
dapat nilai bagus kalau cuma bermodal malas. Kecuali kalau keajaiban itu ada,
yang datangnya dari tetangga bangku saat ujian (:p).
Jelas bukan perbedaan yang sangat menonjol antara saya dan teman saya? Saya
dengan masalah bagus tidaknya nilai saya yang sangat bergantung pada malas atau
tidaknya saya untuk belajar. Dan teman saya yang nilainya tidak terlalu
bergantung pada derajat kemalasannya akan tetapi bisa jadi disebabkan oleh
faktor permasalahan yang lain.
Nah, itulah sedikit pengakuan saya tentang KEBODOHAN saya yang selama ini menjadi boomerang bagi batin saya karena setiap saat harus bercermin pada hidup yang penuh dengan rasa penyesalan karena KEMALASAN yang selalu mendahului niat mulia saya pada saat akan memulai sesuatu.
Saya tidak malu mengakui kebodohan dan kemalasan karena saya adalah manusia yang tidak luput dari kesalahan, dan kedua hal itu adalah kesalahan terbesar yang pernah saya miliki dalam hidup saya. Meskipun kata “bodoh” dan “malas” selalu mengikut sebagai embel-embel dari kata “saya” namun bukan itu yang penting. Yang terpenting adalah kebanggaan saya terhadap diri saya pribadi karena selalu ada niat dan kemauan saya untuk memisahkan kedua kata itu (“bodoh” dan “malas”) dari kata “saya”, kemudian menggantinya dengan kata “cerdas” dan “sukses”.
Harapan saya, terkhusus bagi teman-teman yang berpendapat sama dengan saya bahwa kemalasan adalah sebuah tembok penghalang untuk menuju pada kecerdasan (sebetulnya bukan hanya kecerdasan, tapi kemalasan juga bisa menjadi benteng penghalang keberhasilan dan kesuksesan yang selama ini kita angan-angankan). Semoga kalian bisa melawan rasa malas itu. Lawanlah dengan memikirkan serta mempertegas lagi tujuan dan harapan kalian. Bertanyalah pada diri kalian “kenapa kalian harus menjadi orang yang cerdas, orang yang berhasil dan sukses?” dan “untuk siapa kalian harus berada di posisi itu?” Kalau jawaban saya, sudah pasti ORANG TUA (Motivasi terbesar saya hingga detik ini).
No comments:
Post a Comment