(Video Session 1)
Kate Fitzgerald, usia 15 tahun menderita Leukimia sejak masih
kecil. Sejak saat itu, keluarga Fitzgerald lebih memfokuskan perhatiannya pada
Kate dibandingkan urusan yang lain. Merawat Kate sudah menjadi kesibukan tetap
dalam keluarga Fitzgerald. Perhatian dari keluarga seperti inilah yang membuat
Kate memiliki motivasi dan semangat untuk hidup. Kate tinggal bersama ayah,
ibu, seorang kakak laki-laki, adik perempuan dan tantenya. Meskipun Kate sakit,
tapi mereka masih bisa melewati hari-hari yang menyenangkan bersama. Mereka
memiliki cukup waktu untuk bermain.
Beberapa tahun lalu, pertama kali diketahui penyakitnya,
saat ibunya, Ny.Sara mendapati adanya gejala seperti memar warna hitam pada
permukaan kulit bagian belakang di tubuh Kate. Lalu, ia membawanya ke RS.St
Joe. Setelah diperiksa, ternyata jumlah sel leukositnya sangat rendah. Untuk
memastikannya, Kate dirujuk ke bagian Onkologi. Kemudian dari hasil pemeriksaan
ulang, dr.lleana Farquad sambil menunjukkan rasa prihatin, menyatakan bahwa
Kate positif menderita Leukimia promielositik akut, salah satu penyakit kanker
yang sangat ganas.
Saat itu, orang
tua Kate sangat cemas. Mereka banyak melakukan konsultasi dengan dr.Chance,
dokter yang cukup ahli dalam penyakit ini. Dr.Chance menjelaskan masalah
ketidaktersediaannya sumber donor untuk melakukan transplantasi serta dampak
yang terjadi apabila tidak menemukan pendonor secepatnya. Tn. & Ny. Fitzgerald
pun semakin khawatir dengan keadaan itu, dan untuk meredam kekhawatiran mereka,
dr.Chance mencoba memberi saran sebagai alternatif agar melakukan program bayi
tabung untuk melahirkan seorang anak yang bisa menjadi pendonor untuk
saudaranya, dan untuk mendapatkan darah tali pusar yang cocok.
“Dengan diagnosis preimplentasi genetik, akan cocok
100%” dr.Chance berusaha meyakinkan.
Sebenarnya dr.Chance ragu untuk mengatakan hal ini
karena telah menyalahi konteks yang ada. Dan secara hukum, ia tak seharusnya
menyarankan hal itu.
Memang, cara ini mungkin akan sangat membantu dalam hal
implantasi atau pemindahan organ-organ tertentu untuk mempertahankan dan
menyelamatkan hidup seorang anak. Namun, di sisi lain, anak vitro yang akan lahir
itu, yang juga memiliki hak atas keselamatan akan merasakan dampaknya. Dan hal ini
hanya akan semakin memperburuk keadaan. Akan tetapi, tidak ada pilihan lain, jika
hal itu tidak dilakukan maka tidak ada jaminan keselamatan bagi Kate. Akhirnya,
dengan mempertimbangkan keselamatan putri tercintanya, Tn.Brian & Ny.Sara menyetujui
tawaran tersebut.
Tahun demi tahun berlalu, Anna Fitzgerald pun terlahir
di muka bumi ini, ia berasal dari kombinasi gen yang spesifik. Dialah yang
menjadi keeper bagi saudaranya.
Hingga usia 13 tahun, ia tak pernah merasa keberatan untuk menyerahkan
organ-organ yang dibutuhkan oleh kakaknya meskipun ia tahu dapat mengancam
jiwanya. Sejak lahir, Anna telah mendonorkan organnya kepada Kate seperti darah
tali pusar, leukosit, sum-sum tulang, limfosit, dsb. Hingga tiba pada suatu keadaan
yang memaksa dirinya harus mengeluhkan semua hal itu.
Dalam kasus transplantasi ini, baik Kate maupun Anna
dianggap masih belum cukup umur untuk menentukan keputusan sendiri. Jadi,
keluarga pasienlah yang paling berhak memberikan keputusan atas persetujuan
maupun ketidaksetujuan atas tindakan medis yang akan dilakukan dokter terhadap
pasien. Dalam hal ini, Tn.Brian dan Ny.Sara yang menentukan kebijakan
transplantasi tersebut.
Di saat Kate sedang membutuhkan ginjal karena masalah
gagal ginjal yang dialaminya. Tiba-tiba saja dan tanpa diduga, Anna membayar seorang
pengacara bernama Campbell Alexander untuk menuntut orang tuanya sendiri.
“Aku ingin menuntut orang tuaku, karena memanfaatkan
tubuhku”, tegasnya kepada Tn.Campbell.
Anna menuntut dengan alasan, tidak ingin mendonorkan
satu-satunya ginjal yang ia miliki kepada Kate. Karena akan sangat berbahaya
bagi keselamatan jiwanya. Dengan semua bukti yang lengkap mengenai riwayat
transfusi, operasi,dsb. Tuntutan itu pun akhirnya terlaksana.
Mendengar tuntutan itu, Ny.Sara sangat terkejut. Ia
bahkan tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi pada Kate apabila Anna
tidak lagi mendonorkan organ tubuhnya. Oleh karena itu, ia tetap mempertahankan
agar Anna tidak memenangkan tuntutan tersebut dalam persidangan. Rasa peduli
kasih seorang ibu kepada putrinya tak hanya sekedar rasa belaka. Apapun akan ia
lakukan untuk menyelamatkan Kate. Memang seperti itulah seharusnya seorang ibu yang
baik, selalu melindungi anak-anaknya. Tapi bukankah itu adalah sesuatu yang
over protektif? Bisa jadi, tujuannya adalah melindungi tapi pada akhirnya
justru bisa mencelakai.
Ny.Sara sering hanya memandang sebelah mata dan melihat
dari satu sisi saja yaitu dari segi kesembuhan Kate, dan bukan dari segi
keselamatan Anna. Ny.Sara termasuk orang yang tegas dalam pendirian, keras
kepala dan tidak mau mendengarkan saran maupun kritikan dari orang lain, semua
dilakukan atas pertimbangannya sendiri. Bahkan Tn.Brian, suaminya pun sulit
memberinya pengertian bahwa keselamatan Anna juga perlu diperhitungkan di
samping kesembuhan Kate. Tapi, pendiriannya tak pernah berubah, Ny.Sara tetap
beranggapan bahwa apa yang dilakukannya terhadap Kate dan Anna itu sudah benar.
Tn. Brian kelihatannya sangat mengerti apa yang diinginkan oleh anak-anaknya. Jelas
sekali, karakteristik yang sangat jauh berbeda di antara keduanya, tidak heran
jika pertentangan itu ada.
Melihat kondisi Kate yang semakin memburuk, dr.Chance
sepertinya telah menyerah dengan keadaan. Operasi yang merupakan satu-satunya
jalan, tidak bisa dilakukan tanpa izin dari pengadilan.
“Kita sudah di akhir”, dr.Chance menunjukkan rasa
penyesalannya, “Takkan lama lagi”. Dengan memperhitungkan sisa waktu yang
dimiliki oleh Kate, ia meminta Nona Swearingan, seorang pembantu kesehatan
rumah untuk memberikan penjelasan kepada Ny.Sara. Rupanya dr.Chance tahu betul
sifat kliennya yang tidak akan semudah itu mengerti keadaan. Nona Swearingan
menyarankan agar membawa Kate pulang dan merawatnya di rumah saja. Setidaknya suasana
rumah dan dukungan moril dari keluarganya bisa membuatnya bahagia di sisa akhir
hidupnya. Namun, itu tak bisa membuatnya mengerti, Ny.Sara tetap bersikeras
meminta dr.Chance mengupayakan operasi terhadap putrinya dan ia yakin hal
tersebut akan berhasil seperti saat-saat sebelumnya. Ny.Sara akan berusaha agar
Anna mau mendonorkan lagi organ yang dibutuhkan oleh Kate dengan cara
memenangkan kasusnya di pengadilan.
Padahal, tanpa diketahui Ny.Sara maupun Tn.Brian bahwa sebenarnya
tuntutan yang dibuat Anna Fitzgerald berdasarkan kehendak dari Kate sendiri
yang menginginkan agar Anna tidak lagi mendonorkan organnya. Kate ingin
merasakan kebebasan tanpa operasi, transplantasi, mengakhiri rasa sakit, dan
kematianlah yang paling ia inginkan.
“Aku tak keberatan penyakit ini membunuhku, tapi ini
juga membunuh keluargaku”, gumam Kate.
Kate tidak pernah berani menyatakan keinginannya secara langsung
kepada ibu dan ayahnya. Karena ia takut hal tersebut akan melukai perasaan
mereka. Lalu Kate hanya mengungkapkannya kepada Anna dan Jesse, kakaknya, dan
meminta agar mereka mau membantu mewujudkan keinginannya tersebut. Asalkan itu
bisa membuat Kate bahagia, Anna dan Jesse pun bersedia melakukannya, dengan
modal keberanian yang sangat besar tentunya.
Anna dan Jesse sangat menyayangi saudaranya itu, mereka
sebenarnya tak ingin melakukan hal tersebut karena memahami bahwa keadaan itu
akan membuat Kate mati lebih cepat dan meninggalkan mereka. Namun, hal itu akan
lebih baik dibandingkan jika mereka harus melihat saudaranya hidup lebih lama
bersama dengan penderitaannya. Anna dan Jesse tak ingin melihat Kate hidup
dalam kematian.
Tapi sepertinya Jesse tidak cukup kuat untuk menyimpan
rahasia itu berlama-lama dan hanya diam menunggu sampai tiba saatnya Kate harus
pergi meninggalkan kebohongan ini. Jesse mengungkapkan semua yang ia ketahui mengenai
keinginan Kate kepada ibunya di dalam persidangan. “Kate ingin mati”, “Dia yang
menyuruh Anna melakukan ini karena dia tahu dia takkan bertahan”. Serentak,
semua yang mendengarnya diam tanpa kata, seolah tak percaya, tapi itulah yang
sebenarnya terjadi. Jesse kelihatannya telah berhasil membuka mata ibunya bahwa
apa yang selama ini ia perjuangkan adalah kematian bagi putrinya, Kate.
Pernyataan tersebut sekaligus menjadi pertimbangan hukum
dan membuat Anna Fitzgerald memenangkan kasus ini. Hak autonom secara medis atas
organ-organ tubuhnya sepenuhnya ada di tangannya.
Di sinilah akhirnya, ketika tiba saat di mana Kate harus
pergi dengan tenang meninggalkan orang-orang yang dicintainya dan penyakitnya.
Kate Fitzgerald akhirnya menemukan jalan menuju ketenangan. Karena itulah yang
sebenarnya akan ia lalui cepat atau lambat. Kematian itu harusnya telah terjadi
10 tahun lalu, saat Kate berusia 5 tahun. Tapi karena donor organ yang
diberikan oleh Anna Fitzgerald, adik keeper-nya.
Maka ia bisa hidup lebih lama tanpa mengorbankan nyawa Anna. Sebagai
kesimpulan, Dr.Chance telah berhasil menjalankan kewajibannya terhadap pasien,
meskipun Kate meninggal pada akhirnya, tapi setidaknya ia meninggal dalam
ketenangan, dan keluarganya dapat mengerti akan hal itu. Namun, kewajiban
dr.Chance tidak berakhir sampai di situ. Saat pemakaman, ia turut hadir,
menunjukkan rasa empati dan kepedulian terhadap keluarga Fitzgerald. Tentu
saja, hubungan dokter dan pasien maupun keluarganya akan selalu terjaga.
Beberapa tahun berlalu setelah kematian Kate, keluarga
Fitzgerald telah berganti kesibukan. Mereka menjalani kehidupan baru yang bahagia. Dan
Kate ditempatkan sebagai kenangan masa lalu yang indah.
No comments:
Post a Comment