Monday, January 16, 2012

My Sisters Keeper


(Video Session 1)



      Kate Fitzgerald, usia 15 tahun menderita Leukimia sejak masih kecil. Sejak saat itu, keluarga Fitzgerald lebih memfokuskan perhatiannya pada Kate dibandingkan urusan yang lain. Merawat Kate sudah menjadi kesibukan tetap dalam keluarga Fitzgerald. Perhatian dari keluarga seperti inilah yang membuat Kate memiliki motivasi dan semangat untuk hidup. Kate tinggal bersama ayah, ibu, seorang kakak laki-laki, adik perempuan dan tantenya. Meskipun Kate sakit, tapi mereka masih bisa melewati hari-hari yang menyenangkan bersama. Mereka memiliki cukup waktu untuk bermain.

Beberapa tahun lalu, pertama kali diketahui penyakitnya, saat ibunya, Ny.Sara mendapati adanya gejala seperti memar warna hitam pada permukaan kulit bagian belakang di tubuh Kate. Lalu, ia membawanya ke RS.St Joe. Setelah diperiksa, ternyata jumlah sel leukositnya sangat rendah. Untuk memastikannya, Kate dirujuk ke bagian Onkologi. Kemudian dari hasil pemeriksaan ulang, dr.lleana Farquad sambil menunjukkan rasa prihatin, menyatakan bahwa Kate positif menderita Leukimia promielositik akut, salah satu penyakit kanker yang sangat ganas.
   Saat itu, orang tua Kate sangat cemas. Mereka banyak melakukan konsultasi dengan dr.Chance, dokter yang cukup ahli dalam penyakit ini. Dr.Chance menjelaskan masalah ketidaktersediaannya sumber donor untuk melakukan transplantasi serta dampak yang terjadi apabila tidak menemukan pendonor secepatnya. Tn. & Ny. Fitzgerald pun semakin khawatir dengan keadaan itu, dan untuk meredam kekhawatiran mereka, dr.Chance mencoba memberi saran sebagai alternatif agar melakukan program bayi tabung untuk melahirkan seorang anak yang bisa menjadi pendonor untuk saudaranya, dan untuk mendapatkan darah tali pusar yang cocok.
“Dengan diagnosis preimplentasi genetik, akan cocok 100%” dr.Chance berusaha meyakinkan.
Sebenarnya dr.Chance ragu untuk mengatakan hal ini karena telah menyalahi konteks yang ada. Dan secara hukum, ia tak seharusnya menyarankan hal itu.
Memang, cara ini mungkin akan sangat membantu dalam hal implantasi atau pemindahan organ-organ tertentu untuk mempertahankan dan menyelamatkan hidup seorang anak. Namun, di sisi lain, anak vitro yang akan lahir itu, yang juga memiliki hak atas keselamatan akan merasakan dampaknya. Dan hal ini hanya akan semakin memperburuk keadaan. Akan tetapi, tidak ada pilihan lain, jika hal itu tidak dilakukan maka tidak ada jaminan keselamatan bagi Kate. Akhirnya, dengan mempertimbangkan keselamatan putri tercintanya, Tn.Brian & Ny.Sara menyetujui tawaran tersebut.
Tahun demi tahun berlalu, Anna Fitzgerald pun terlahir di muka bumi ini, ia berasal dari kombinasi gen yang spesifik. Dialah yang menjadi keeper bagi saudaranya. Hingga usia 13 tahun, ia tak pernah merasa keberatan untuk menyerahkan organ-organ yang dibutuhkan oleh kakaknya meskipun ia tahu dapat mengancam jiwanya. Sejak lahir, Anna telah mendonorkan organnya kepada Kate seperti darah tali pusar, leukosit, sum-sum tulang, limfosit, dsb. Hingga tiba pada suatu keadaan yang memaksa dirinya harus mengeluhkan semua hal itu.
Dalam kasus transplantasi ini, baik Kate maupun Anna dianggap masih belum cukup umur untuk menentukan keputusan sendiri. Jadi, keluarga pasienlah yang paling berhak memberikan keputusan atas persetujuan maupun ketidaksetujuan atas tindakan medis yang akan dilakukan dokter terhadap pasien. Dalam hal ini, Tn.Brian dan Ny.Sara yang menentukan kebijakan transplantasi tersebut.
Di saat Kate sedang membutuhkan ginjal karena masalah gagal ginjal yang dialaminya. Tiba-tiba saja dan tanpa diduga, Anna membayar seorang pengacara bernama Campbell Alexander untuk menuntut orang tuanya sendiri.
“Aku ingin menuntut orang tuaku, karena memanfaatkan tubuhku”, tegasnya kepada Tn.Campbell.
Anna menuntut dengan alasan, tidak ingin mendonorkan satu-satunya ginjal yang ia miliki kepada Kate. Karena akan sangat berbahaya bagi keselamatan jiwanya. Dengan semua bukti yang lengkap mengenai riwayat transfusi, operasi,dsb. Tuntutan itu pun akhirnya terlaksana.
Mendengar tuntutan itu, Ny.Sara sangat terkejut. Ia bahkan tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi pada Kate apabila Anna tidak lagi mendonorkan organ tubuhnya. Oleh karena itu, ia tetap mempertahankan agar Anna tidak memenangkan tuntutan tersebut dalam persidangan. Rasa peduli kasih seorang ibu kepada putrinya tak hanya sekedar rasa belaka. Apapun akan ia lakukan untuk menyelamatkan Kate. Memang seperti itulah seharusnya seorang ibu yang baik, selalu melindungi anak-anaknya. Tapi bukankah itu adalah sesuatu yang over protektif? Bisa jadi, tujuannya adalah melindungi tapi pada akhirnya justru bisa mencelakai.  
Ny.Sara sering hanya memandang sebelah mata dan melihat dari satu sisi saja yaitu dari segi kesembuhan Kate, dan bukan dari segi keselamatan Anna. Ny.Sara termasuk orang yang tegas dalam pendirian, keras kepala dan tidak mau mendengarkan saran maupun kritikan dari orang lain, semua dilakukan atas pertimbangannya sendiri. Bahkan Tn.Brian, suaminya pun sulit memberinya pengertian bahwa keselamatan Anna juga perlu diperhitungkan di samping kesembuhan Kate. Tapi, pendiriannya tak pernah berubah, Ny.Sara tetap beranggapan bahwa apa yang dilakukannya terhadap Kate dan Anna itu sudah benar. Tn. Brian kelihatannya sangat mengerti apa yang diinginkan oleh anak-anaknya. Jelas sekali, karakteristik yang sangat jauh berbeda di antara keduanya, tidak heran jika pertentangan itu ada.
Melihat kondisi Kate yang semakin memburuk, dr.Chance sepertinya telah menyerah dengan keadaan. Operasi yang merupakan satu-satunya jalan, tidak bisa dilakukan tanpa izin dari pengadilan.
“Kita sudah di akhir”, dr.Chance menunjukkan rasa penyesalannya, “Takkan lama lagi”. Dengan memperhitungkan sisa waktu yang dimiliki oleh Kate, ia meminta Nona Swearingan, seorang pembantu kesehatan rumah untuk memberikan penjelasan kepada Ny.Sara. Rupanya dr.Chance tahu betul sifat kliennya yang tidak akan semudah itu mengerti keadaan. Nona Swearingan menyarankan agar membawa Kate pulang dan merawatnya di rumah saja. Setidaknya suasana rumah dan dukungan moril dari keluarganya bisa membuatnya bahagia di sisa akhir hidupnya. Namun, itu tak bisa membuatnya mengerti, Ny.Sara tetap bersikeras meminta dr.Chance mengupayakan operasi terhadap putrinya dan ia yakin hal tersebut akan berhasil seperti saat-saat sebelumnya. Ny.Sara akan berusaha agar Anna mau mendonorkan lagi organ yang dibutuhkan oleh Kate dengan cara memenangkan kasusnya di pengadilan.
Padahal, tanpa diketahui Ny.Sara maupun Tn.Brian bahwa sebenarnya tuntutan yang dibuat Anna Fitzgerald berdasarkan kehendak dari Kate sendiri yang menginginkan agar Anna tidak lagi mendonorkan organnya. Kate ingin merasakan kebebasan tanpa operasi, transplantasi, mengakhiri rasa sakit, dan kematianlah yang paling ia inginkan.
“Aku tak keberatan penyakit ini membunuhku, tapi ini juga membunuh keluargaku”, gumam Kate.
Kate tidak pernah berani menyatakan keinginannya secara langsung kepada ibu dan ayahnya. Karena ia takut hal tersebut akan melukai perasaan mereka. Lalu Kate hanya mengungkapkannya kepada Anna dan Jesse, kakaknya, dan meminta agar mereka mau membantu mewujudkan keinginannya tersebut. Asalkan itu bisa membuat Kate bahagia, Anna dan Jesse pun bersedia melakukannya, dengan modal keberanian yang sangat besar tentunya.
Anna dan Jesse sangat menyayangi saudaranya itu, mereka sebenarnya tak ingin melakukan hal tersebut karena memahami bahwa keadaan itu akan membuat Kate mati lebih cepat dan meninggalkan mereka. Namun, hal itu akan lebih baik dibandingkan jika mereka harus melihat saudaranya hidup lebih lama bersama dengan penderitaannya. Anna dan Jesse tak ingin melihat Kate hidup dalam kematian.
Tapi sepertinya Jesse tidak cukup kuat untuk menyimpan rahasia itu berlama-lama dan hanya diam menunggu sampai tiba saatnya Kate harus pergi meninggalkan kebohongan ini. Jesse mengungkapkan semua yang ia ketahui mengenai keinginan Kate kepada ibunya di dalam persidangan. “Kate ingin mati”, “Dia yang menyuruh Anna melakukan ini karena dia tahu dia takkan bertahan”. Serentak, semua yang mendengarnya diam tanpa kata, seolah tak percaya, tapi itulah yang sebenarnya terjadi. Jesse kelihatannya telah berhasil membuka mata ibunya bahwa apa yang selama ini ia perjuangkan adalah kematian bagi putrinya, Kate.
Pernyataan tersebut sekaligus menjadi pertimbangan hukum dan membuat Anna Fitzgerald memenangkan kasus ini. Hak autonom secara medis atas organ-organ tubuhnya sepenuhnya ada di tangannya.
Di sinilah akhirnya, ketika tiba saat di mana Kate harus pergi dengan tenang meninggalkan orang-orang yang dicintainya dan penyakitnya. Kate Fitzgerald akhirnya menemukan jalan menuju ketenangan. Karena itulah yang sebenarnya akan ia lalui cepat atau lambat. Kematian itu harusnya telah terjadi 10 tahun lalu, saat Kate berusia 5 tahun. Tapi karena donor organ yang diberikan oleh Anna Fitzgerald, adik keeper-nya. Maka ia bisa hidup lebih lama tanpa mengorbankan nyawa Anna. Sebagai kesimpulan, Dr.Chance telah berhasil menjalankan kewajibannya terhadap pasien, meskipun Kate meninggal pada akhirnya, tapi setidaknya ia meninggal dalam ketenangan, dan keluarganya dapat mengerti akan hal itu. Namun, kewajiban dr.Chance tidak berakhir sampai di situ. Saat pemakaman, ia turut hadir, menunjukkan rasa empati dan kepedulian terhadap keluarga Fitzgerald. Tentu saja, hubungan dokter dan pasien maupun keluarganya akan selalu terjaga.
Beberapa tahun berlalu setelah kematian Kate, keluarga Fitzgerald telah berganti kesibukan.  Mereka menjalani kehidupan baru yang bahagia. Dan Kate ditempatkan sebagai kenangan masa lalu yang indah.

No comments: