Wednesday, February 1, 2012

Feeling, Empathy and Relationship

(Video Session 2)



Di sebuah Rumah Sakit, seorang dokter spesialis kandungan bernama dr.Kartini Sp.OG. Dokter ini dihadapkan pada berbagai ragam masalah dan situasi yang berbeda-beda dari para pasiennya, dan tugasnya adalah membantu mereka mencarikan solusi yang terbaik atas masalah-masalah itu. Setiap hari pasien berdatangan, disambut ramah oleh perawat yang bertugas di ruangan dr.Kartini. Hubungan kerjasama dr.Kartini dengan perawat ini juga sangat baik. Perawat ini kelihatan berbeda dengan perawat yang bertugas di meja resepsionis di bagian depan yang suka membentak dan bersikap tidak ramah kepada salah seorang pasien.

Suatu hari, seorang pasien bernama Ny.Lili datang memeriksa kandungannya. Ia merupakan salah satu korban kekerasan dalam rumah tangga, kelihatan dari bekas pukulan di wajah dan tubuhnya. Dokter sendiri merasa sangat prihatin melihat keadaannya sehingga muncul dorongan untuk menemukan solusi atas masalah tersebut demi keselamatan pasien serta bayi yang dikandungnya. Tapi sulit, karena Ny.Lili tidak cukup terbuka dalam menyampaikan masalahnya itu. Namun, dokter tetap berusaha karena menyadari tanggung jawabnya terhadap keselamatan pasien.
Masalah lain dari seorang pasien bernama Nn.Yanti, bekerja sebagai seorang pelacur. Ia menderita kanker mulut rahim karena selalu berganti-ganti pasangan. Ketika melihat hasilnya, seakan-akan ia tidak percaya dan sangat berat baginya untuk bisa menerima kenyataan itu. Tapi dengan tenang, dr.Kartini mencoba meyakinkan pasiennya bahwa hasil tersebut bukan sebuah vonis dan menyuruh pasien untuk melakukan tes ulang. Dr.Kartini melakukan hal itu agar pasien tidak cepat berputus asa. Meskipun pasien ini adalah seorang pelacur, tapi dokter sama sekali tidak membeda-bedakannya dengan pasien yang lain. Begitupun terhadap Rara, seorang siswi SMP, yang juga merupakan salah satu pasien dr.Kartini. Anak ini hamil karena pergaulannya. Awalnya, ia tidak khawatir. Tapi akhirnya, ia menyesali kejadian tersebut. Menurutnya, dokterlah yang mengerti keadaannya serta sebagai tempat baginya untuk menceritakan apa saja yang ia rasakan. Dan dokter pun bersedia mendengarkan dengan sukarela.
Kakaknya Rara bernama Ny.Ratna yang kebetulan juga merupakan pasien dr.Kartini. ia bekerja sebagai buruh pabrik tekstil untuk membiayai kehamilannya yang sudah dinantikannya selama 5 tahun lamanya. Pasien ini bekerja dengan sangat keras, dr.Kartini mengakui ketegarannya itu. Melihat usia kehamilan Ny.Ratna yang sudah memasuki bulan ke-9, dokter lalu mempertegas masalah suami Ny.Ratna yang tidak pernah datang menyertainya untuk mengetahui perkembangan janin mereka. Sepertinya dr.Kartini telah curiga bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan suami Ny.Ratna. Dan ternyata benar, di luar dugaan suaminya telah menikahi wanita lain. Nampaknya dr.Kartini adalah orang yang cukup kritis melihat keadaan (sesuatu yang mungkin ganjil) menyangkut pasiennya.
Lain lagi dengan Ny.Lastri, pasien yang sering datang berkonsultasi masalah persiapan kehamilan. Setiap kali datang, ia selalu didampingi oleh suaminya. Dilihat dari keharmonisan hubungan mereka. Nampaknya, tak ada yang perlu untuk dikhawatirkan. Dokter pun merasa sangat senang dan turut berbahagia melihat keadaan keluarga yang seperti ini, terlihat dari raut wajahnya. Akan tetapi, raut wajah itu surut ketika ia menyaksikan sebuah kebohongan dari suami Ny.Lastri yang rupanya telah memiliki istri yang sementara mengandung. Namanya Ny.Ningsih, yang juga merupakan pasien dr.Kartini. Mengetahui hal itu, dokter menunjukkan rasa kekecewaan yang amat dalam, tapi ia mencoba menutupi dan tidak memberitahukannya pada Ny.Lastri maupun Ny.Ningsih atas kebohongan itu. Karena dr.Kartini selalu berusaha menjaga perasaan pasiennya.
Begitulah dr.Kartini memahami perasaan pasiennya dan menghadapi mereka dengan sikap yang tenang. Ia melayani dengan sangat baik dan bersikap profesional dalam menjalankan pekerjaan serta kewajibannya sebagai seorang dokter.
Selain dr.Kartini. ada juga dokter lainnya, seperti dr.Anton dan dr.Rohana. Mereka semua berbeda dalam menghadapi pasien. Terlihat ketika mereka menghadapi seorang pasien yang datang bersama mertuanya yang bernama Pak Broto. Pak Broto memiliki sebuah keyakinan bahwa anak yang lahir tepat pada tgl. 10-10-2010 jam 10 akan lahir sehat. Namun tidak dari segi medis, akan fatal akibatnya jika dipaksakan seorang anak lahir lebih cepat dari waktu yang seharusnya. Sebelumnya dr.Anton telah melakukan inform consent atas resiko-resiko yang akan mungkin terjadi. Namun, Pak Broto tetap pada keinginannya untuk dilakukan sesar dan mengancam akan mencari dokter lain jika tidak dilakukan. Tapi, dr.Anton menolak dengan alasan akan membahayakan jiwa pasien dan calon bayinya. Dr.Kartini turut meyakinkan dan menegaskan kepada Pak Broto tentang kemungkinan resiko yang akan terjadi nantinya. Tapi, Pak Broto tetap memaksa. Dr.Rohana yang mengetahuinya waktu itu, tiba-tiba saja mengambil alih. Tanpa berpikir panjang, ia langsung mengambil keputusan untuk melakukan sesar. Akhirnya, operasi pun berjalan atas kerjasama dr.Rohana dengan dr.Anton.
Keputusan yang diambil dr.Rohana ini sebenarnya adalah keputusan yang sangat gegabah bagi seorang dokter karena sangat beresiko. Tapi kelihatannya dr.Rohana tidak gentar. Ia berani dan optimis. Tapi itu tidak cukup menjadi alasan untuk melakukan suatu tindakan yang beresiko. Harusnya ada pertimbangan terlebih dahulu tentang seberapa besar resiko yang mungkin terjadi, lebih baik melakukan diskusi atau menerima masukan dari dokter lain.
Mungkin sikap yang terlalu berani dari dr.Rohana ini, yang menjadikan hubungan dr.Rohana dengan dr.Kartini tidak begitu baik. Saat sedang berbincang, dr.Rohana sering menanyakan hal-hal yang sifatnya pribadi, sementara dr.Kartini tidak menyukai hal itu, apalagi terhadap orang yang baru dikenalnya. Berbeda dengan dr.Anton yang sudah lama dikenalnya, mereka menjalin hubungan yang sangat akrab satu sama lain.
Tapi bagaimanapun hubungan antar dokter di sini, tidak dibawa masuk ke dalam masalah pasien. Mereka bisa memisahkan antara masalah pribadi dan masalah-masalah medis menyangkut pasien. Kerjasama mereka dalam melakukan tindakan medis tetap berjalan lancar dan sangat baik.



No comments: